Antara Mati & Mengantri Mandi

/
0 Comments
Kalaulah boleh saya ibaratkan, kematian itu seperti mengatri mandi. dulu ketika saya masih di pondok atau mungkin hingga saat ini. mengantri mandi itu sudah seperti hal yang wajib & lumrah terjadi. dan kematian kita itu seperti ngantri mandi ini. kita mengantri dengan duduk, setengah berdiri, bersandar tembok, berdiri sambil mengobrol atau jongkok menunggu giliran. satu persatu di sekeliling kita pasti akan mati, yang lain menunggu giliran layaknya ngantri mandi. persoalannya adalah apakah ketika kita mati nanti kita dalam keadaan baik? atau kebalikannya? bergelimangan dosa, penuh dengan maksiat? atau barangkali momentnya pas ketika kita meremehkan perintah Allah? ini yang mungkin sulit dibayangkan. dan sulit untuk dijawab.

Tulisan ini tidak bermaksud menakut-nakuti. note sederhana ini hanya sebagai penegur para pendengkur atau boleh jadi pengingat para ningrat, menyapa yang boleh jadi lupa. saya sadar, bahwa saya tidak sepenuhnya orang baik yang terbebas dari dosa maupun alpa. Sekali waktu pasti pernah berbuat salah, bergelimangan amarah, menggunjing orang, sering mengakhirkan shalat, meremehkan syariat dan sebangsanya. Bahkan bisa jadi sudah menjadi konsumsi wajib di tengah zaman yang hedonis ini. saya tidak sedang bercanda, namun inilah realitanya yang perlu kita renungi dalam-dalam, dan kita tangisi semalaman.

Satu demi satu sahabat, kolega di sekitar kita mati, meninggalkan kita. ntah kapan giliran kita maju. 10 tahun lagi, setahun lagi, sebulan lagi atau jangan-jangan besok hari. maka persiapkanlah kawan. di dunia ini kita tidak sedang main-main, kita juga tidak sedang bersendawa tertawa, tidak juga bersenang-senang lagi riang. namun semuanya akan dihisab di akhirat kelak oleh "Rabbul Masriq wal Maghrib" entah surga yang kita dapat atau malah laknat yang kita terima. Mari kita renungkan bersama-sama, boleh jadi giliran mandi kita sudah di depan mata. Bisa jadi kematian sudah di ambang pintu menunggu.





*semoga ini bisa menjadi renungan, semoga juga bisa menyadarkan. kita bukan siapa-siapa, kita juga bukan apa-apa.


You may also like

Powered by Blogger.