Sebuah Nasehat

/
0 Comments
Tidak pernah bosan saya mendengar nasehat bapak sekaligus mentor kami ini. selalu ada teguran, pukulan, sindiran bahkan cacian yang benar-benar demi kebaikan anak-anaknya. saya selalu merinding membacanya, malah menangis mungkin. yang dibicarakan selalu untuk umat, untuk pondok dan untuk kemajuan anak-anaknya. materinya begitu bernas, singkat, padat dan apa adanya, mudah dipahami namun tidak jarang begitu filosofis hingga kami merasa sedang mendengar seorang filosof bertutur. semoga engkau sehat selalu bapak, ustadz, kyai sekaligus mentor kami. engkau benar-benar menginspirasi ^_^

*Nasehat KH. Hasan Abdullah Sahal

Tidak ada pekerjaan di dunia ini yang tidak ada hubungannya dengan akhirat. Menangis ada hubungannya dengan akhirat, tertawa, menyanyi, dan semuanya ada tanggungjawabnya di akhirat. Akan ditanya menangismu untuk apa? Tertawamu sebabnya apa? Menyanyimu landasannya apa? Al insaanu hayawanun mas'ul. Hanya debu yang tidak dimintai pertanggunjawaban di akhirat. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Semuanya berkewajiban sama. Sebab manusia sudah menyatakan mampu untuk menjaga amanah menjadi khalifah di muka bumi ini. Maka tidak ada dikotomi pekerjaan dunia dan akhirat. Waspada! Disinilah syetan dan iblis akan memulai langkah pertamanya!

Anak-anakku Ingatlah , Kita sudah bersedia untuk Hidup maka kitapun punya HUTANG yaitu sanggup untuk mati. Jangan lupakan tujuan hidupmu untuk apa. ketika hewan-hewan ditanya “ Hai Kadal , hai wedus , hai kodok , hai sapi ,,, “ untuk apa kalian Hidup . Merekapun akan menjawab “ Illa liya’buduun “ ,, subhanallah ,, subhanallah !!!

Lembaga pendidikan pesantren akan dirusak, disikat, dihancurkan dengan kebarat-baratan, sistematis, logis, egois, hewanis. Lembaga pesantren berjiwa modern. Modern pola pikirnya, modern semangatnya, modern orientasinya, modern pemimpinnya. Siap memimpin dan siap dipimpin. Karena tujuannya sama munzirul qoum. Maka terus berusaha untuk terus menjadi baik karena itu adalah kewajiban. Tapi merasa lebih baik itu adalah penyakit. Bedakan!

Pertinggilah filsafat hidupmu. Jangan hidup seperti orang lain! Kalau kamu hidup hanya untuk melakukan pekerjaan yang sudah dilakukan pendahulumu, lebih baik kamu tidak usah lahir ke dunia ini! Dan yang sudah hidup tidak perlu mati! Itulah yang disebut jiwa!

Pesantren terus maju karena terus bergerak. Pergerakan membawa banyak barokah dan pelajaran. Penuh dengan barokatologi. Berhenti dari pergerakan berarti diam, mati, tidak ada aktifitas, tidak ada barokah. Pesantren tidak bisa dipimpin oleh orang yang cerdas, pinter, dan kaya saja. Pesantren hanya bisa dipimpin oleh orang yang mau bergerak. Cerdas bergerak, pinter bergerak, kaya bergerak hasilnya dahsyat! Ini yang ditakuti musuh Islam. Lihat! Banyak orang Islam yang cerdas, pinter dan kaya dihentikan dan dibatasi pergerakannya dengan jabatan.



*Pembekalan Amaliah Tadris Kelas VI KMI,


You may also like

Powered by Blogger.