Berangkat dari beberapa asumsi yang tergesa-gesa, banyak dari berbagai kalangan yang meragukan keaslian al-Qur’an. mulai dari anggapan yang ‘ngawur’ hingga masuk pada taraf fitnah yang sifatnya tendensius belaka. Kesimpulanny sedikit menggugah gairah, tuduhannya melahirkan anggapan serta asumsi baru, tak jarang pula banyak yang menaggapinya dengan sedikit menaikkan urat nadi kekesalan. Bagaimana tidak, asumsi mereka adalah al-Qur’an yang kita baca serta pelajari setiap hari ini adalah palsu.
Kalaulah boleh saya ibaratkan, kematian itu seperti mengatri mandi. dulu ketika saya masih di pondok atau mungkin hingga saat ini. mengantri mandi itu sudah seperti hal yang wajib & lumrah terjadi. dan kematian kita itu seperti ngantri mandi ini. kita mengantri dengan duduk, setengah berdiri, bersandar tembok, berdiri sambil mengobrol atau jongkok menunggu giliran. satu persatu di sekeliling kita pasti akan mati, yang lain menunggu giliran layaknya ngantri mandi. persoalannya adalah apakah ketika kita mati nanti kita dalam keadaan baik? atau kebalikannya? bergelimangan dosa, penuh dengan maksiat? atau barangkali momentnya pas ketika kita meremehkan perintah Allah? ini yang mungkin sulit dibayangkan. dan sulit untuk dijawab.
Powered by Blogger.